Gambar Sampul IPS · BAB 5 KOLONIALISME DAN IMPRIALISME
IPS · BAB 5 KOLONIALISME DAN IMPRIALISME
Sri Sudarmi

24/08/2021 15:03:35

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

PERKEMBANGAN DAN

PENGARUH KOLONIALISME

DAN IMPERIALISME BARAT

Analisa Kuis

Rempah-rempah yang begitu melimpah di

bumi Indonesia seakan menjadi bumerang

bagi bangsa Indonesia. Di satu sisi dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Indonesia, khususnya petani dan pedagang

rempah-rempah. Namun di sisi lain,

rempah-rempah yang begitu melimpah

memancing bangsa-bangsa di Eropa untuk

memonopoli perdagangannya dengan

menguasai daerah penghasil rempah-

rempah, sehingga timbullah penjajahan.

Mengapa bangsa Eropa berhasrat

memonopoli perdagangan rempah-rempah?

Apakah fungsi rempah-rempah bagi bangsa

Eropa?

Dan seberapa tinggikah nilai ekonomis

rempah-rempah di mata bangsa-bangsa

Eropa? Coba analisalah hal tersebut agar

kalian makin tertarik mempelajari bab ini

secara keseluruhan.

Pada masa pemerintahan kerajaan-

kerajaan Islam di Indonesia datanglah

orang-orang Eropa yang mengadakan

pelayaran samudra. Kedatangan orang-

orang Eropa di Nusantara mula-mula

disambut baik oleh bangsa Indonesia,

tetapi setelah mengetahui bahwa mer eka

berusaha menguasai Nusantara akhirnya

mendapat reaksi keras ber upa perla-

wanan-perlawanan di berbagai daerah

untuk mengusir penjajah.

Sumber:

Indonesian H eritage,

2002

Galeri Pengetahuan Sosial 2

76

Peta Konsep

Kolonialisme dan

Imperialisme Barat

Men

g

ka

j

i

Perkemban

g

an Kolonialisme

dan Imperialisme Barat

Menimbulkan

Perkembangan agama Kristen

Kedatangan

bangsa

Barat

Terbentuknya

kekuatan

kolonial

Pengalihan ke-

kuasaan VOC

pada Kerajaan

Belanda

Pemerintahan

Inggris di

Indonesia

Masa pemerin-

tahan kolonial

Belanda

Undang-undang

agraria

Meliputi

Meliputi

Pen

g

aruh kolonialisme

dan imperialisme Barat

Reaksi rakyat

Meliputi

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

77

A. PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN

IMPERIALISME DI INDONESIA

1. Kedatangan Bangsa Barat di Berbagai Daerah

Mulai akhir abad XV bangsa Eropa berusaha melakukan

penjelajahan samudra. Faktor-faktor pendorong penjelajahan

samudra antara lain:

a. Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)

Kekayaan yang mereka cari terutama adalah rempah-rempah.

Sekitar abad XV di Eropa, rempah-rempah pada saat itu harganya

sangat mahal. Harga rempah-rempah semahal emas (

gold

).

Mereka sangat membutuhkan rempah-rempah untuk industri obat-

obatan.

b. Adanya keingingan menye barkan agama Nasrani (gos-

pel)

Selain mencari kekayaan dan tanah jajahan, bangsa Eropa

juga membawa misi khusus. Misi khusus tersebut adalah menyebar-

kan agama Nasrani kepada penduduk daerah yang dikuasainya.

Tugas mereka ini dianggap sebagai tugas suci yang harus

dilaksanakan ke seluruh dunia yang dipelopori oleh bangsa Portugis.

c. Adanya keinginan mencari kejayaan (glory)

Di Eropa ada suatu anggapan bahwa apabila suatu negara

mempunyai banyak tanah jajahan, negara tersebut termasuk negara

yang jaya (

glory

). Dengan adanya anggapan ini, negara-negara

Eropa berlomba-lomba untuk mencari tanah jajahan sebanyak-

banyaknya.

d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan perkembangan paham Renaissance, ilmu pengeta-

huan dan teknologi juga berkembang pesat, misalnya seperti berikut

ini.

1) Ditemukannya Teori

Heliosentris

dari Copernicus yang

mengatakan bahwa pusat peredaran tata surya adalah

matahari. Planet-planet berputar mengelilingi matahari dan bumi

berputar pada porosnya. Bentuk bumi tidak rata tetapi bulat.

Hal ini mendorong orang untuk membuktikannya.

2) Dikembangkannya teknik pembuatan kapal yang dapat

digunakan untuk mengarungi samudra luas.

3) Mulai ditemukannya mesiu untuk persenjataan. Senjata ini dapat

digunakan untuk melindungi pelayaran dari ancaman bajak laut

dan sebagainya.

Aktivitas Mandiri

Untuk menambah

pemahaman kalian,

coba jelaskan arti dan

sebutkan perbedaan-

nya antara imperialisme

dan kolonialisme.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

78

Sumber:

Ensiklopedi Umum

untuk Pelajar,

2005

Gambar 5.2

Lambang VOC.

4) Ditemukannya kompas. Alat ini digunakan sebagai penunjuk

arah, sehingga para penjelajah tidak lagi bergantung pada

kebiasaan alam. Untuk menentukan arah, biasanya mereka

berpedoman pada bintang, sehingga jika angkasa tertutup awan

mereka tidak dapat meneruskan pelayarannya. Dengan

kompas, mereka bebas berlayar ke arah manapun tanpa

gangguan, baik siang maupun malam.

e. Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan bangsa Turki

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki pada tahun

1453 menyebabkan bangsa Eropa mengalami kesulitan men-

dapatkan rempah-rempah. Oleh karena itu, mereka berusaha

mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah dengan mela-

kukan penjelajahan-penjelajahan samudra.

2. Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia

a. Pelayaran Cornelis de Houtman

Pada tahun 1595 Belanda berangkat dari Eropa di bawah

pimpinan Cornelis de Houtman dan sampai di Indonesia pada tahun

1956 dengan mendarat di Banten. Sejak pelayaran de Houtman,

maka banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda yang

masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia.

Hal inilah yang menyebabkan timbulnya persaingan antara para

pedagang Belanda. Para pedagang berusaha mendapatkan

rempah-rempah di Indonesia untuk secepatnya memenuhi muatan

kapalnya. Akibatnya harga pembelian rempah-rempah di Indone-

sia meningkat. Para petani dan pedagang Indonesia memperoleh

untung, sedang di Eropa harga rempah-rempah makin merosot,

karena makin banyak tersedia di pasaran Eropa. Hal ini

berpengaruh juga terhadap harga rempah-rempah di tanah air di

kemudian hari.

b. Pembentukan VOC

Untuk mengatasi persaingan di antara pedagang Belanda dan

persaingan pedagang Belanda dengan Portugis, maka pedagang

Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi

dagang yang bernama VOC (

Vereenidge Oost Indishe Com-

pagnie

) pada tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah badan yang

bersifat partikelir, di mana para pedagang Belanda bergabung di

dalamnya.

Tujuan VOC di Indonesia antara lain:

1) Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.

2) Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.

3) Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.

Sumber:

Indonesian

Heritage,

2005

Gambar 5.1

Lada adalah

salah satu rempah-rempah

yang menjadi incaran bangsa-

bangsa Eropa.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

79

Agar VOC dapat berkembang dengan baik, pemerintah

Belanda memberikan hak

Octroi

(istimewa), yaitu hak untuk dapat

bertindak sebagai suatu negara.

Hak-hak tersebut antara lain:

1) Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah

timur sampai ujung selatan Amerika.

2) Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan.

3) Hak memiliki mata uang sendiri.

4) Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-

kerajaan lain di daerah kekuasaan monopoli perdagangannya.

Dengan hak-hak istimewa tersebut menyebabkan perkem-

bangan VOC sangat pesat. Perdagangan-perdagangan Portugis

di Indonesia dapat didesak. Sebagai bukti keberhasilan itu pada

tahun 1605, VOC berhasil menguasai benteng ketahanan Portugis

di Ambon, kemudian namanya diganti menjadi Benteng Victoria.

Dengan adanya peristiwa tersebut, kekuasan Portugis di Maluku

terdesak dan hanya mampu bertahan di Timor-Timur.

c. Persaingan dagang Belanda dengan Inggris

Mengetahui taktik perdagangan Belanda dengan membentuk

persekutuan dagang (VOC), maka Inggris juga mendirikan kongsi

dagang yang dinamakan EIC (

East Indian Company

) pada tahun

1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia. Inggris

mengetahui bahwa Belanda menduduki Indonesia, maka Inggris

berniat merebut Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut di

bawah pimpinan Lord Minto sebagai gubernur jenderal Inggris di

Calkuta, didirikan ekspedisi Inggris untuk merebut kekuasaan

Belanda di Indonesia.

Pada tahun 1811 Inggris berhasil merebut seluruh kekuasaan

Belanda di tanah Indonesia, sehingga kekuasan Inggris di Indone-

sia berada di bawah pimpinan Raffles sampai tahun 1816.

Berdasarkan konvensi London (

Convention of London

) tahun

1814, Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda karena

dianggap tidak ada untungnya.

Adapun isi pokok dari Konvensi London ialah:

1) Indonesia dikembalikan kepada Belanda.

2) Jajahan-jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana

tetap di tangan Inggris.

3) Cochain (di Pantai Malabar) diambil oleh Inggris dan Bangka

diserahkan pada Belanda sebagai gantinya.

Sumber:

Indonesia Heritage,

2002

Gambar 5.3

Thomas

Stanford Raffles.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

80

3. Pengalihan Kekuasaan VOC kepada Kerajaan Belanda

a. Pembubaran VOC

Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot.

Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri

maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti

keberadaan VOC.

Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan

VOC adalah:

1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.

2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan

VOC yang sangat luas.

Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC

adalah:

1) Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke

tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.

2) Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam

bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan

tenaga.

Keadaan yang kian parah dan mengkhawatirkan menyebabkan

Belanda mengambil sikap, pada tangal 31 Desemnber 1799

VOC dibubarkan dan pemerintah kolonial di Indonesia mulai

dkendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda.

b. Pemerintaham Herman W. Daendels

Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795,

Belanda diubah namanya menjadi republik

Bataaf

dan diperintah

oleh Louis Napoleon, adik kaisar Napoleon Bonaparte. Di samping

itu, pemerintah Prancis mengkhawatirkan keadaan di Pulau Jawa

sebagai daerah jajahan Belanda akan direbut oleh Inggris yang

saat itu tidak berhasil dikuasai oleh Prancis. Oleh karena itu, pada

tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Herman W.

Daendels ke Pulau Jawa.

Pada tanggal 15 Januari 1808 Daendels menerima kekuasaan

dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas memperta-

hankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah

menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda.

Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh

Daendels, antara lain:

1) Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari

berbagai suku bangsa di Indonesia.

2) Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

3) Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

81

4) Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang

kurang lebih 1.100 km.

5) Membangun benteng-benteng pertahanan.

Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut

Daendels menerapkan sistem kerja paksa (rodi). Selain menerapkan

kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk

mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut

antara lain:

1) Mengadakan penyerahan hasil bumi (

contingenten

).

2) Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pe-

merintah Belanda dengan harga murah (

verplichte leverantie

).

3) Melaksanakan

Preanger Stelsel

, yaitu kewajiban yang dibe-

bankan kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi.

4) Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti

kepada Han Ti Ko seorang pengusaha Cina.

Daendels merupakan penguasa yang disiplin, tegas, dan kejam,

sehingga dikenal sebagai gubernur jenderal yang bertangan besi.

Ia juga dijuluki Tuan Besar Guntur atau Jenderal Mas Galak.

Tindakan Daendels ini di mata orang Belanda sendiri ternyata sangat

dibenci. Daendels juga menjual tanah milik negara kepada

pengusaha swasta asing, berarti ia telah melanggar undang-undang

negara. Hal tersebut mengakibatkan ia dipanggil pulang ke

negerinya dan diganti Jenderal Jassens pada tahun 1811.

Jassens ternyata berbeda dengan Daendels, ia lemah dan

kurang cakap. Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan

ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi ancaman Inggris

sewaktu-waktu. Pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di

Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan

terhadap Inggris, tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris

tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani

Kapitulasi Tuntang 11 September 1811.

Isi Perjanjian Tuntang adalah:

1) Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia

Tenggara harus diserahkan kepada Inggris.

2) Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.

3) Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar

Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.

Isi pokok Perjanjian Tuntang tersebut membawa pengaruh

langsung bagi bangsa Indonesia, yaitu wilayah Nusantara

diserahkan kepada EIC (Inggris) yang bermarkas di Calcuta In-

dia. Akibat Kapitulasi Tuntang tersebut Indonesia jatuh ke tangan

Inggris.

Sumber:

Ensiklopedi Umum

untuk Pelajar,

2005

Gambar 5.4

Herman W.

Daendels.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

82

4. Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811–1816)

Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian

memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan

Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19

Oktober 1811.

Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia:

a. Di bidang ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Raffles menetapkan kebijakan berupa:

1) Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti

contingenten

/

pajak/penyerahan diganti dengan sistem sewa tanah (

land-

rente

).

2) Semua tanah dianggap milik negara, maka petani harus

membayar pajak sebagai uang sewa.

Namun upaya Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah

mengalami kegagalan karena:

1) Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah,

karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama.

2) Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan tanah

petani.

3) Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles.

4) Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.

b. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial

Dalam bidang ini, Raffles menetapkan kebijakan berupa:

1) Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan termasuk Jogja-

karta dan Surakarta.

2) Masing-masing karesidenan mempunyai badan pengadilan.

3) Melarang perdagangan budak.

c. Di bidang ilmu pengetahuan

Dalam bidang pengetahuan, Raffles menetapkan kebijakan

berupa:

1) Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk meng-

adakan berbagai penelitian ilmiah di Indonesia.

2) Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai

sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut

diberinya nama ilmiah Rafflesia Arnoldi.

3) Raffles menulis buku “

History of Java

” dan merintis pem-

bangunan Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang

mengoleksi berbagai jenis tanaman di Indonesia bahkan dari

berbagai penjuru dunia.

Sumber:

Indonesia Heritage,

2002

Gambar 5.5

Nama bunga

Rafflesia Arnoldi diambil dari

nama Thomas Stanford

Raffles dan asistennya

Arnoldi.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

83

Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama sebab Peme-

rintahan Napoleon di Prancis pada tahun 1814 jatuh. Akibat

berakhirnya kekuasan Louis Napoleon 1814, maka diadakan Konfe-

rensi London.

Isi Konferensi London antara lain:

1) Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dahulu

direbut Inggris.

2) Penyerahan Indonesia oleh Inggris kepada Belanda berlangsung

tahun 1816.

3) Jhon Fendall diberi tugas oleh pemerintah Inggris untuk

menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda.

Belanda menerima penyerahan Inggris melalui Komisi

Jenderal yang terdiri dari 3 orang, yaitu Elaut, Van der Cappelen,

dan Buykes. Sejak saat itu terjadi perubahan kekuasaan di Indo-

nesia dari tangan Inggris ke tangan Belanda. Belanda menunjuk

Van Der Cappelen sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda.

5. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Johanes Van

Den Bosch)

Kekosongan keuangan Belanda yang disebabkan oleh perang

kemerdekaan dari Belgia maupun perang Diponegoro, mendorong

Belanda untuk menciptakan suatu sistem yang dapat menghasilkan

keuntungan dalam bidang ekonomi/keuangan bagi Belanda. Pada

masa kepemimpinan Johanes Van Den Bosch Belanda memper-

kenalkan

culturstelsel

atau

caltivitaion system

(tanam paksa).

Sistem tanan paksa pertama kali diperkenalkan di Jawa dan

dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa.

a. Aturan sistem tanam paksa

1) Setiap penduduk wajib menyerahkan seperlima dari lahan

garapannya untuk ditanami tanaman wajib yang berkualitas

ekspor.

2) Tanah yang disediakan untuk tanah wajib dibebaskan dari

pembayaran pajak tanah.

3) Hasil panen tanaman wajib harus diserahkan kepada

pemerintah kolonial. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah

pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat.

4) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap

tanaman wajib tidak boleh melebihi tenaga dan waktu yang

diperlukan untuk menanam padi atau kurang lebih 3 bulan.

5) Mereka yang tidak memiliki tanah, wajib bekerja selama

66 hari atau seperlima tahun di perkebunan pemerintah.

Ajang Curah

Pendapat

Untuk menambah

pengetahuan kalian,

bersama kelompok

kalian lakukanlah studi

pustaka guna menggali

informasi mengenai la-

tar belakang jatuhnya

pemerintahan Napo-

leon, sehingga meme-

ngaruhi pemerintahan

kolonial Inggris di

Indonesia.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

84

6) Jika terjadi kerusakan atau kegagalan panen menjadi

tanggung jawab pemerintah (jika bukan akibat kesalahan

petani).

7) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada

kepala desa.

b. Pelaksanaan tanam paksa

Dalam kenyataannya, pelaksanaan

cultur stelsel

banyak

terjadi penyimpangan, karena berorientasi pada kepentingan

imperialis, di antaranya:

1) Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima tanah

garapan, apalagi tanahnya subur.

2) Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan

waktunya untuk tanaman ekspor, sehingga banyak tidak

sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri.

3) Rakyat tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi 1/5

tahun.

4) Waktu pelaksanaan tanaman ternyata melebihi waktu

tanam padi (tiga bulan) sebab tanaman-tanaman perke-

bunan memerlukan perawatan yang terus-menerus.

5) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus

dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikem-

balikan kepada rakyat.

6) Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab

rakyat/petani.

c. Akibat tanam paksa

1)

Bagi Belanda

Bagi Belanda tanam paksa membawa keuntungan

melimpah, di antaranya:

a) Kas Belanda menjadi surplus (berlebihan).

b) Belanda bebas dari kesulitan keuangan.

2)

Bagi Indonesia

Akibat adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan

tanam paksa, maka membawa akibat yang memberatkan

rakyat Indonesia, yaitu:

a) Banyak tanah yang terbengkalai, sehingga panen gagal.

b) Rakyat makin menderita.

c) Wabah penyakit merajalela.

d) Bahaya kelaparan yang melanda Cirebon memaksa rakyat

mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

85

e) Kelaparan hebat di Grobogan, sehingga banyak yang

mengalami kematian dan menyebabkan jumlah penduduk

menurun tajam.

d. Penentangan tanam paksa

Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia

ternyata mengakibatkan aksi penentangan. Orang yang

menentang tanam paksa terdiri dari:

1)

Golongan pendeta

Golongan ini menentang atas dasar kemanusiaan. Adapun

tokoh yang mempelopori penentangan ini adalah Baron Van

Hovel.

2)

Golongan liberal

Golongan liberal terdiri dari pengusaha dan pedagang, di

antaranya:

a) Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli yang

menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul

Max Havelaar

.

b) Frans Van de Pute dengan mengarang buku berjudul

Suiker Constracten

(Kontrak Kerja).

e. Penghapusan pelaksanaan tanam paksa secara bertahap

Di Sumatra Barat ,sistem tanam paksa dimulai sejak tahun

1847, ketika penduduk yang telah lama menanam kopi secara

bebas dipaksa untuk menanam kopi untuk diserahkan kepada

pemerintah kolonial. Begitu juga di Jawa, pelaksanaan sistem

tanam paksa ini dilakukan melalui jaringan birokrasi lokal.

Berkat adanya kecaman dari berbagai pihak, akhirnya

pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap:

1) Tahun 1860 tanam paksa lada dihapus.

2) Tahun 1865 tanam paksa nila dan teh dihapus.

3) Tahun 1870 tanam paksa semua jenis tanaman, dihapus

kecuali kopi di Priangan.

Selain di Pulau Jawa, kebijaksanaan yang hampir sama

juga dilaksanakan di tempat lain seperti Sumatra Barat,

Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan tanaman

utama di dua tempat pertama. Adapun lada merupakan tanaman

utama di dua wilayah yang kedua. Di Minahasa, kebijakan

yang sama kemudian juga berlaku pada tanaman kelapa.

Serasi

(Serba-serbi Sosial)

Edward Douwes Dek-

ker mengajukan tun-

tutan kepada pemerin-

tah kolonial Belanda

untuk lebih memerha-

tikan kehidupan bang-

sa Indonesia. Karena

kejayaan negeri Belan-

da itu merupakan hasil

tetesan keringat rakyat

Indonesia. Dia mengu-

sulkan langkah-lang-

kah untuk membalas

budi baik bangsa

Indonesia. Langkah-

langkah tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Pendidikan (edu-

kasi).

b. Membangun salur-

an pengairan

(irigasi).

c. Memindahkan pen-

duduk dari daerah

yang padat ke

daerah yang jarang

penduduknya (imi-

grasi/transmigrasi)

Galeri Pengetahuan Sosial 2

86

Serasi

(Serba-serbi Sosial)

Dalam hukum adat di

Indonesia, dikenal

istilah “Hak Ulayat”

yang berkaitan dengan

hukum tanah. Hak

tersebut merupakan

wewenang dan kewa-

jiban suatu masyarakat

hukum adat yang

berhubungan dengan

tanah yang terletak di

wilayahnya dan meru-

pakan pendukung

utama penghidupan

dan kehidupan masya-

rakat. Istilah “Hak

Ulayat” diberikan oleh

Van Vollenhoven,

seorang ahli hukum

asal Belanda.

2. Undang-Undang Agraria

Dalam pertemuan di parlemen Belanda, Frans van Putte, de

Wall, dan Thorbecke yang berasal dari kaum liberal menyampaikan

gagasan perlunya menerapkan prinsip liberalisme ekonomi di tanah

jajahan. Menurut kaum liberal, kehidupan perekonomian akan

berjalan lancar jika ketentuan berikut ini dipatuhi, yaitu:

a. Swasta mempunyai hak untuk memiliki alat-alat produksi.

b. Anggota masyarakat bebas untuk melakukan tindakan ekonomi.

c. Pemerintah tidak mencampuri urusan rumah tanga perekono-

mian.

Berdasarkan hal tersebut pihak penguasa swasta diberi

kesempatan seluas-luasnya menjalankan roda perekonomian di

wilayah Hindia-Belanda. Sebagai perwujudan kemenangan kaum

liberal, pemerintah Belanda mengeluarkan Undang-Undang Agraria

tahun 1870 (

Agrarische Wet 1870

) yang berisi pokok-pokok aturan

sebagai berikut.

a. Gubernur jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah.

b. Gubernur jenderal dapat menyewakan tanah menurut ketentuan

yang diatur dalam undang-undang.

c. Tanah-tanah diberikan dengan hak penguasaan selama waktu

tidak lebih dari 75 tahun sesuai ketentuan.

d. Gubernur jenderal tidak boleh mengambil tanah-tanah yang

dibuka oleh rakyat.

Tujuan pemberlakuan Undang-Undang Agraria adalah:

a. Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari penguasaan

pemodal asing.

b. Memberi peluang kepada pemodal asing untuk menyewa tanah

dari penduduk Indonesia.

c. Membuka kesempatan kerja kepada penduduk Indonesia

terutama di bidang buruh perkebunan.

Pengaruh positif pemberlakuan Undang-Undang Agraria

adalah:

a. Rakyat Indonesia diperkenalkan kepada pentingnya peranan

lalu lintas uang (modal) dalam kehidupan ekonomi.

b. Tumbuhnya perkebunan-perkebunan besar meningkatkan

jumlah produksi tanaman ekspor jauh melebihi produksi semasa

berlakunya sistem tanam paksa, sehingga Indonesia mampu

menjadi penghasil kina terbesar nomor 1 di dunia.

c. Rakyat Indonesia merasakan manfaat sarana irigasi dan

transportasi yang dibangun pihak perkebunan.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

87

Karena mendapat sorotan tajam, akhirnya pada tahun 1900

pemerintah Belanda menghentikan Undang-Undang Agraria 1870

tersebut.

B. PENGARUH KOLONIALISME DAN

IMPERIALISME DI INDONESIA

1. Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Upaya Perdagangan

Portugis dan Belanda

Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah

Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja.

Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut

baik oleh bangsa Indonesia, tetapi lama-kelamaan rakyat Indone-

sia mengadakan perlawanan karena sifat-sifat dan niat-niat jahat

bangsa Eropa mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia.

Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia

disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli

perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan

di Indonesia. Adapun perlawanan-perlawanan tersebut antara lain:

a. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Portugis

Setelah Malaka dapat dikuasai oleh Portugis 1511, maka

terjadilah persaingan dagang antara pedagang-pedagang Portugis

dengan pedagang di Nusantara. Portugis ingin selalu menguasai

perdagangan, maka terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap

Portugis. Perlawanan tersebut antara lain:

1)

Perlawanan di Aceh terhadap Portugis

Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh

merupakan saingan terberat dalam dunia perdagangan. Para

pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya

ke Aceh Darussalam. Keadaan ini tentu saja sangat merugikan

Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi

kerajaan dagang yang sangat maju. Melihat kemajuan Aceh ini,

Portugis selalu berusaha menghancurkannya, tetapi selalu menemui

kegagalan. Keberhasilan Aceh untuk memperhatankan diri dari

ancaman Portugis disebabkan:

a. Aceh berhasil bersekutu dengan Turki, Persia, dan India.

b. Aceh memperoleh bantuan kapal, prajurit, dan makanan dari

pedagang muslim di Pulau Jawa.

c. Kapal Aceh dilengkapi persenjataan yang cukup baik dan

prajurit yang tangguh.

Ajang Curah

Pendapat

1. Bentuk kelompok

diskusi yang ber-

anggotakan 5–8

siswa.

2. Lakukan diskusi ke-

lompok mengenai

permasalahan beri-

kut.

a. Faktor-faktor pen-

dorong terjadinya

penjelajahan

samudra bangsa-

bangsa Eropa.

b. Bagaimanakah pen-

dapat kelompok

kalian terhadap

hak oktroi yang

dimiliki oleh VOC?

c. Bagaimanakah na-

sib bangsa Indone-

sia pada masa pe-

laksanaan tanam

paksa (cultur stel-

sel).

d. Apakah yang di-

maksud:

– rodi,

– contingenten,

– verpliche le-

verente.

3. Presentasikan di

depan kelas hasil

diskusi kelompok.

4. Buatlah kesimpul-

an hasil diskusi.

5. Kumpulkan kepada

guru mata pelajar-

an.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

88

Di antara raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan

adalah:

a. Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528)

Berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa

Portugis

b. Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568)

Berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu

dengan Johor.

c. Sultan Iskandar Muda (1607–1636)

Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan

Portugis adalah Iskandar Muda. Pada tahun 1615 dan 1629,

Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di

Malaka.

Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari

ancaman Portugis antara lain:

a. Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia,

dan Gujarat (India),

b. Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan

dari beberapa pedagang muslim di Jawa,

c. kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang

cukup baik dan prajurit yang tangguh,

d. meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan

Makassar.

Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus

tetapi sama-sama tidak berhasil mengalahkan, sampai akhirnya

Malaka jatuh ke tangan VOC tahun 1641. VOC bermaksud

membuat Malaka menjadi pelabuhan yang ramai dan ingin

menghidupkan kembali kegiatan perdagangan seperti yang pernah

dialami Malaka sebelum kedatangan Portugis dan VOC.

Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar Muda

wafat dan penggantinya adalah Sultan Iskandar Thani (1636–1841).

Pada saat Iskandar Thani memimpin Aceh masih dapat

mempertahankan kebesarannya. Tetapi setelah Aceh dipimpin oleh

Sultan Safiatuddin 91641–1675) Aceh tidak dapat berbuat banyak

mempertahankan kebesarannya.

2)

Ternate melawan Portugis

Pada awalnya Portugis diterima dengan baik oleh raja

setempat dan diijinkan mendirikan benteng, namun lama-kelamaan,

rakyat Ternate mengadakan perlawanan.

Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini:

a) Portugis melakukan monopoli perdagangan.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

89

b) Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.

c) Portugis ingin menyebarkan agama Katholik, yang berarti ber-

tentangan dengan agama yang telah dianut oleh rakyat Ter-

nate.

d) Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepa-

ham dengan mereka.

e) Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.

f) Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis

ditolak oleh raja Ternate. Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan

Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis

dapat didesak. Pada waktu terdesak, Portugis mendatangkan

bantuan dari Malaka dipimpin oleh Antoni Galvo, sehingga Portugis

mampu bertahan di Maluku.

Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah

pimpinan Sultan Hairun. Portugis berusaha menangkap Sultan Hairun,

namun rakyat bangkit untuk melawan Portugis dan berhasil

membebaskan Sultan Hairun dan tawanan lainnya. Akan tetapi

Portugis melakukan tindakan licik dengan mengajak Sultan Hairun

berunding. Dalam perundingan, Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh.

Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan

Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun). Pada tahun 1574 benteng

Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan

akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur sampai Tahun

1975.

b. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda

1)

Perlawanan Mataram

(

Perlawanan Sultan Agung)

Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa

pemerintahan Sultan Agung (1613–1645). Cita-cita Sultan Agung

adalah menyatukan kerajaan-kerajaan Jawa di bawah pimpinan

Mataram.

Adapun sebab-sebab Mataram menyerang Batavia adalah:

(1) Mengusir Belanda dari tanah air Indonesia.

(2) Belanda sering merintangi perdagangan Mataram di Malaka.

(3) Belanda melaksanakan monopoli perdagangan.

Sultan Agung mengadakan penyerangan ke Batavia pertama

kali pada tahun 1628. Pasukan pertama dipimpin oleh Tumenggung

Bahurekso. Adapun pasukan kedua dipimpin oleh Tumenggung

Agul-Agul, Kyai Dipati Mandurorejo, Kyai Dipati Upusonto, dan

Dipati Ukur. Namun serangan tersebut mengalami kekalahan.

Sumber:

Ensiklopedi Umum

untuk Pelajar,

2005

Gambar 5.4

Sultan Agung.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

90

Kegagalan serangan pertama tidak mengendorkan semangat

melawan Belanda. Sultan Agung menyusun kembali kekuatan untuk

melakukan serangan kedua dengan matang dan cermat. Pada

Tahun 1629 Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua

kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purbaya.

Serangan kedua juga mengalami kegagalan, sebab persiapan Sul-

tan Agung telah diketahui oleh VOC, gudang-gudang persiapan

makanan Sultan Agung dibakar oleh VOC. Dalam peperangan itu

Pimpinan VOC Y.P. Coen meninggal akibat penyakit colera,

sehingga tentara Mataran mundur takut terserang penyakit.

Kemudian perlawanan rakyat Mataram dilanjutkan oleh:

(1) Trunojoyo (1674–1709)

(2) Untung Suropati (1674–1706)

(3) Mangkubumi dan Mas Said (1474–1755)

Pada saat perlawanan Mangkubumi, terjadi kesepakatan

damai dengan Belanda dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti

(1755) yang isinya:

(1) Mataram dibagi menjadi dua yaitu Mataram Barat (Jogja) dan

Mataram Timur (Surakarta).

(2) Mangkubumi berkuasa di Mataram Barat dan Paku Buwono

berkuasa di Mataram Timur (Surakarta).

2)

Banten melawan VOC

Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa

pemerintahan Abdul Fatah yang dikenal dengan nama Sultan Ageng

Tirtayasa (1650–1682). Sultan Ageng Tirtayasa mengadakan

perlawanan terhadap VOC (1651), karena menghalang-halangi

perdagangan di Banten.

VOC dalam menghadapi Sultan Ageng Tirtayasa menggu-

nakan politik

devide et impera

, yaitu mengadu domba antara Sul-

tan Ageng Tirtayasa dengan putranya yang bernama Sultan Haji

yang dibantu oleh VOC. Dalam pertempuran ini Sultan Ageng

Tirtayasa terdesak dan ditangkap. Kemudian Sultan Haji (putera

Sultan Agung Tirtayasa) diangkat menjadi Sultan menggantikan

Sultan Ageng Tirtayasa. Pada Tahun 1750 meletus gerakan

perlawanan terhadap pemerintahan Sultan Haji yang dipimpin Kyai

Tapa dan Ratu Bagus Buang. Perlawanan dapat dipadamkan berkat

bantuan VOC. Setelah pertempuran selesai, Sultan Haji melakukan

perundingan dengan VOC yang isinya:

a) Sultan Haji harus mengganti biaya perang.

b) Banten harus mengakui di bawah kekuasaan VOC.

c) Kecuali VOC, pedagang lain dilarang berdagang di Banten.

d) Kepulauan Maluku tertutup bagi pedagang Banten.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

91

3)

Makassar melawan VOC

Makassar berkembang pesat dan mencapai puncak kejayaan

pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1654–1659). Sultan

Hasanuddin menolak monopoli yang dilakukan oleh VOC, sehingga

terjadilah perang dengan VOC. Peperangan berlangsung tiga kali.

Pertama, terjadi pada tahun 1633, di mana VOC berusaha

memblokade Makassar untuk menghentikan arus keluar masuk

perdagangan di Makassar, namun usaha ini belum berhasil.

Pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654, serangan ini juga

belum berhasil.

Pertempuran ketiga merupakan pertempuran besar yang

terjadi pada tahun 1667. Dalam perang ini VOC melaksanakan

politik

devide et impera

, yaitu mengadu domba antara Sultan

Hasanuddin dengan Aru Palaka (Raja Bone).

Akhirnya, pada waktu itu Sultan Hasanudin dipaksa

menandatangani perjanjian Bongaya (1667) yang isinya:

a) Makassar mengakui kekuasaan VOC.

b) VOC memegang monopoli perdagangan di Makassar.

c) Aru Palaka dijadikan Raja Bone.

d) Makassar harus melepaskan Bugis dan Bone.

e) Makassar harus membayar biaya perang VOC.

Karena kegigihannya melawan VOC, Sultan Hasanuddin

dijuluki “Ayam Jantan dari Timur”.

4)

Perlawanan Diponegoro (1825–1830)

Perang Diponegoro mulai meletus di Tegalrejo, Jogjakarta

dan meluas hampir ke seluruh Jawa. Bupati-bupati yang ada di

bawah pengaruh Mataram ikut menyatakan perang terhadap

Belanda. Maka perang Diponegoro sering disebut perang Jawa.

Pangeran Diponegoro adalah putera sulung Sultan Hamengku

Buwono III yang dilahirkan pada Tahun 1785. Ketika masih kecil

bernama Pangeran Ontowiryo.

Sebab-sebab umum Perang Diponegoro:

a) Penderitaan rakyat sangat berat karena adanya bermacam-

macam pajak.

b) Raja dan kalangan istana benci kepada Belanda karena wilayah

Mataram makin dipersempit.

c) Ulama kecewa karena peradaban Barat mulai memasuki ka-

langan Islam.

d) Bangsawan kecewa karena tidak boleh menyewakan tanahnya.

e) Belanda ikut campur dalam urusan pemerintahan.

Sumber:

Ensiklopedi

Nasional Indonesia,

1997

Gambar 5.5

Sultan

Hasanuddin.

Sumber:

Ensiklopedi

Nasional Indonesia,

1997

Gambar 5.6

Pangeran

Diponegoro.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

92

Adapun sebab-sebab khusus perang Diponegoro adalah

rencana pembuatan jalan yang melintasi tanah makam leluhur

pengeran Diponegoro tidak meminta ijin terlebih dahulu kepada

Pangeran Diponegoro.

Dalam perang Diponegoro, Belanda mengalami banyak

kesulitan. Bahkan Belanda mengakui perang Diponegoro meru-

pakan perang terberat dan memakan biaya yang besar.

Belanda menggunakan siasat

benteng stelsel

dalam melum-

puhkan perlawanan Pangeran Diponegoro. Tujuan dari sistem

benteng stelsel

adalah:

a) Mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro.

b) Memecah belah pasukan Diponegoro.

c) Mencegah masuknya bantuan untuk pasukan Diponegoro.

d) Bagi Belanda sendiri dapat memperlancar hubungan antara

Belanda jika mendapat serangan dari pasukan Diponegoro.

e) Memperlemah pasukan Diponegoro.

Sistem

benteng stelsel

ternyata belum berhasil mematahkan

perlawanan Diponegoro. Kemudian Belanda mendatangkan

pasukan dari daerah lain dan membujuk para pembantu Diponegoro

untuk menyerah. Dengan siasat itu, para pembantu Pangeran

Diponegoro sebagian menyerah, tetapi belum berhasil menangkap

Pangeran Diponegoro.

Belanda menggunakan siasat baru dengan sayembara, tetapi

juga belum berhasil. Pada tahun 1830 Belanda mengadakan tipu

muslihat dengan mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding.

Dalam perundingan itu Pangeran Diponegoro ditangkap. Setelah

ditangkap Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang, kemudian

diasingkan ke Batavia/Jakarta. Pada tanggal 3 Mei 1830 Pangeran

Diponegoro dipindahkan ke Manado, dan pada tahun 1834 dipin-

dahkan ke Makassar dan wafat di Makassar pada tanggal 8 Januari

1855.

5)

Perang Padri (1821–1837)

Pada abad ke-19 Islam berkembang pesat di daerah

Minangkabau. Tokoh-tokoh Islam berusaha menjalankan ajaran

Islam sesuai Al-Quran dan Al-Hadis. Gerakan mereka kemudian

dinamakan gerakan Padri. Gerakan ini bertujuan memperbaiki

masyarakat Minangkabau dan mengembalikan mereka agar sesuai

dengan ajaran Islam. Gerakan ini mendapat sambutan baik di

kalangan ulama, tetapi mendapat pertentangan dari kaum adat.

Sebab umum terjadinya perang Padri adalah

a) Pertentangan antara kaum Padri dan kaum adat.

b) Belanda membantu kaum adat.

Serasi

(Serba-serbi Sosial)

Taktik yang diterapkan

Pangeran Diponegoro

dalam melakukan

perlawanan terhadap

Belanda adalah taktik

perang gerilya.

Pangeran Diponegoro

dan pasukannya selalu

berpindah-pindah tem-

pat persembunyian.

Adapun tempat per-

sembunyian utamanya

adalah di Goa

Selarong.

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

93

Perang pertama antara kaum Padri dan kaum adat terjadi di

Kota Lawas, kemudian meluas ke kota lain. Pemimpin kaum Padri

antara lain Dato’ Bandaro, Tuanku Nan Cerdik, Tuanku Nan

Renceh, Dato’ Malim Basa (Imam Bonjol). Adapun kaum adat

dipimpin oleh Dato’ Sati. Pada perang tersebut kaum adat terdesak,

kemudian minta bantuan Belanda.

Perang yang terjadi dapat dibagi menjadi dua tahap.

a)

Tahap pertama (1821–1825)

Pada tahap ini, peperangan terjadi antara kaum Padri dan

kaum adat yang dibantu oleh Belanda. Menghadapi Belanda yang

bersenjata lengkap, kaum Padri menggunakan siasat gerilya.

Kedudukan Belanda makin sulit, kemudian membujuk kaum Padri

untuk berdamai. Pada tanggal 15 Nopember 1825 di Padang

diadakan perjanjian perdamaian dan tentara Belanda ditarik dari

Sumatra dan dipusatkan untuk menumpas perlawanan Diponegoro

di Jawa.

b)

Tahap kedua (1830–1837)

Setelah perang Diponegoro selesai, Belanda mulai melanggar

perjanjian dan perang Padri berkobar kembali. Pada perang ini,

kaum Padri dan kaum adat bersatu melawan Belanda.

Mula-mula kaum Padri mendapat banyak kemenangan. Pada

tahun 1834 Belanda mengerahkan pasukan untuk menggempur

pusat pertahanan kaum Padri di Bonjol. Pada tanggal 25 Oktober

1837, Tuanku Imam Bonjol tertangkap, kemudian diasingkan di

Minahasa sampai wafatnya. Dengan menyerahnya Imam Bonjol

bukan berarti perang selesai, perang tetap berlanjut walaupun tidak

lagi mengganggu usaha Belanda untuk menguasai Minangkabau.

Di daerah-daerah lain juga terjadi perlawanan terhadap

Belanda antara lain:

1) Perlawanan Aceh (1973–1904).

2) Perlawanan Pattimura.

3) Perlawanan Bali/puputan margarana (1846–1849).

4) Perlawanan di Batak (Tapanuli) dipimpin Sisingamangaraja XII

pada tahun 1878–1907.

5) Perlawanan di Lampung dilakukan oleh Raden Intan I (1826)

dan Imba Kusuma. (1832), serta Raden Intan II (1834).

6) Perlawanan di Palembang tahun 1819–1825 dipimpin oleh Sultan

Najamudin dan Sultan Badarudin.

7) Perlawanan di Bone di bawah pimpinan Raja Bone Supa dan

Ternate.

Perlawanan dilakukan pula oleh para petani berupa protes

petani kepada Belanda yang disebut gerakan sosial. Penyebab

Cinderamata

Sosial

1. Carilah sedikitnya 5

gambar pahlawan

nasional dan

tempelkan pada

kertas karton.

2. Tulis perjuangan

mereka di dalam

melawan penjajah.

3. Berikan komentar

tentang perjuangan

mereka.

4. Pasang pada din-

ding di kelas.

Sumber:

Ensiklopedi

Nasional Indonesia,

1997

Gambar 5.7

Tuanku Iman

Bonjol.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

94

terjadinya protes petani ini karena pemerasan dan penindasan oleh

Belanda dan adanya kepercayaan akan datangnya ratu adil.

Perlawanan petani itu antara lain terjadi di:

1) Purwakarta pada tahun 1913, di mana para petani ramai-ramai

mendatangi bupati menuntut pengurangan cukai.

2) Babakan sawah pada tahun 1913 yang dipimpin oleh Eming.

3) Condet, Surabaya dipimpin oleh Entong Gendut.

4) Tangerang, Jawa Barat pada tahun 1924 dipimpin oleh Kyai

Kasan Mukmin.

5) Kediri, Jawa Timur pada tahun 1907 dipimpin oleh Dermojoyo.

C. PERKEMBANGAN AGAMA NASRANI

Sejak abad ke-15 Paus di Roma memberi tugas kepada

misionaris bangsa Portugis dan Spanyol untuk menyebarkan agama

Katholik. Kemudian bangsa Belanda pun tertarik untuk

menyebarkan ajaran agama Kristen Protestan dengan mengirimkan

para

zending

di negeri-negeri jajahannya.

1. Misionaris Portugis di Indonesia

Pada abad ke-16 kegiatan misionaris sangat aktif

menyampaikan kabar Injil ke seluruh penjuru dunia dengan

menumpang kapal pedagang Portugis dan Spanyol. Salah seorang

misionaris yang bertugas di Indonesia terutama Maluku adalah

Fransiscus Xaverius (1506–1552). Ia seorang Portugis yang

membela rakyat yang tertindas oleh jajahan bangsa Portugis. Di

kalangan pribumi ia dikenal kejujuran dan keikhlasannya membantu

kesulitan rakyat. Ia menyebarkan ajaran agama Katholik dengan

berkeliling ke kampung-kampung sambil membawa lonceng di

tangan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang dewasa untuk

diajarkan agama Katholik.

Kegiatan misionaris Portugis tersebut berlangsung di Kepu-

lauan Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, P ulau Siau,

dan Sangir, kemudian menyebar ke Kalimantan dan Jawa Timur.

Penyebaran agama Katholik di Maluku menjadi tersendat

setelah terbunuhnya Sultan Hairun yang menimbulkan kebencian

rakyat terhadap semua orang Portugis. Setelah jatuhnya Maluku

ke tangan Belanda, kegiatan misionaris surut dan diganti kegiatan

zending

Belanda yang menyebarkan agama Kristen Protestan.

2. Zending Belanda di Indonesia

Pada abad ke-17 gereja di negeri Belanda mengalami

perubahan, agama Katholik yang semula menjadi agama resmi

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

95

negara diganti dengan agama Kristen Protestan. Pemerintah Belanda

melarang pelaksanaan ibadah agama Katholik di muka umum dan

menerapkan anti Katholik, termasuk di tanah-tanah jajahannya.

VOC yang terbentuk tahun 1602 mendapat kekuasaan dan

tanggung jawab memajukan agama. VOC mendukung penyebaran

agama Kristen Protestan dengan semboyan “

siapa punya negara,

dia punya agama

”, kemudian VOC menyuruh penganut agama

Katholik untuk masuk agama Kristen Protestan. VOC turut

membiayai pendirian sekolah-sekolah dan membiayai upaya

menerjemahkan injil ke dalam bahasa setempat. Di balik itu para

pendeta dijadikan alat VOC agar pendeta memuji-muji VOC dan

tunduk dengan VOC. Hal tersebut ternyata sangat menurunkan citra

para

zending

di mata rakyat, karena VOC tidak disukai rakyat.

Tokoh

zending

di Indonesia antara lain Ludwig Ingwer

Nommensen, Sebastian Danckaerts, Adriaan Hulsebos, dan

Hernius.

Kegiatan zending di Indonesia meliputi:

a. Menyebarkan agama Kristen Protestan di Maluku, Sangir, Ta-

laud, Timor, Tapanuli, dan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra.

b. Mendirikan

Nederlands Zendeling Genootschap

(NZG),

yaitu perkumpulan pemberi kabar Injil Belanda yang berusaha

menyebarkan agama Kristen Protestan, mendirikan wadah

gereja bagi jemaat di Indonesia seperti Gereja Protestan Maluku

(GPM), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Huria Kristen Batak

Protestan (HKBP), dan mendirikan sekolah-sekolah yang

menitikberatkan pada penyebaran agama Kristen Protestan.

3. Wilayah Persebaran Agama Nasrani di Indonesia pada

Masa Kolonial

Saat VOC berkuasa, kegiatan misionaris Katholik terdesak

oleh kegiatan zending Kristen Protestan, dan bertahan di Flores

dan Timor. Namun sejak Daendels berkuasa, agama Katholik dan

Kristen Protestan diberi hak sama, dan mulailah misionaris

menyebarkan kembali agama Katholik terutama ke daerah-daerah

yang belum terjangkau agama-agama lain.

Penyebaran agama Kristen Protestan di Maluku menjadi giat

setelah didirikan Gereja Protestan Maluku (GPM) tanggal 6 Sep-

tember 1935. Organisasi GPM menampung penganut Kristen

Protestan di seluruh Maluku dan Papua bagian selatan. Penyebaran

agama Kristen menjangkau Sulawesi Utara di Manado, Tomohon,

Pulau Siau, Pulau Sangir Talaud, Tondano, Minahasa, Luwu,

Mamasa dan Poso, serta di Nusa Tenggara Timur yang meliputi

Timor, Pulau Ende, Larantuka, Lewonama, dan Flores. Adapun

Sumber:

Indonesia Heritage,

2002

Gambar 5.8

Fransiscus

Xaverius, seorang misionaris

di Indonesia yang berasal dari

Portugis.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

96

persebaran agama Katholik di Jawa semula hanya berlangsung di

Blambangan, Panarukan, Jawa Timur. Namun, kemudian menyebar

ke wilayah barat, seperti Batavia, Semarang, dan Jogjakarta.

Agama Kristen Protestan di Jawa Timur berkembang di

Mojowarno, Ngoro dekat Jombang. Di Jawa Tengah meliputi

Magelang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, Ambarawa, Salatiga,

Purworejo, Purbalingga, dan Banyumas. Di Jawa Barat pusat

penyebaran agama Kristen terdapat di Bogor, Sukabumi, dan

Lembang (Bandung). Di Sumatra Utara masyarakat Batak yang

menganut agama Kristen berpusat di Angkola Sipirok, Tapanuli

Selatan, Samosir, Sibolga, Buluh Hawar di Karo, Kabanjahe,

Sirombu, dan kepulauan Nias. Kegiatan agama Kristen pada

masyarakat Batak dipusatkan pada organisasi HKBP. Adapun di

Kalimantan Selatan agama Kristen berkembang di Barito dan Kuala

Kapuas. Di Kalimantan Barat umat Nasrani banyak terdapat di

Pontianak. Di Kalimantan Timur banyak terdapat di Samarinda,

Kalimantan Tengah di pemukiman masyarakat Dayak desa Perak

dan Kapuas Kahayan.

Faktor-faktor penyebab sulitnya perkembangan agama

Kristen di Indonesia pada waktu itu adalah:

a) Pada waktu itu agama Kristen dianggap identik dengan agama

penjajah.

b) Pemerintah kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat

manusia.

c) Sebagian besar rakyat Indonesia telah menganut agama lain.

Oleh karena itulah upaya penyebaran dilakukan di daerah-

daerah yang belum tersentuh agama lainnya. Juga dilakukan

dengan mengadakan tindakan-tindakan kemanusiaan seperti

mendirikan rumah sakit dan sekolah. Akhirnya berkat kerja keras

kaum misionaris dan zending, agama Kristen dapat berkembang di

Indonesia sampai sekarang.

™

Pada akhir abad XV, bangsa Eropa

berusaha melakukan penjelajahan

samudra. Faktor-faktor pendorong

terjadinya penjelajahan samudra adalah

adanya keinginan mencari kekayaam

(gold), adanya keinginan menyebarkan

agama Nasrani (gospel), adanya

keinginan untuk mencari kejayaan

(glory), perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan jatuhnya

Konstantinopel ke tangan bangsa Turki.

Rangkuman

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

97

Dengan mempelajari Perkembangan dan

Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme di

Indonesia, banyak pelajaran yang kita petik.

Kita makin tahu bahwa penjajahan di mana

pun dan kapan pun saja akan menimbulkan

penderitaan dan kesengsaraan. Penjajahan

itu harus dihapuskan dari atas muka bumi.

Di sisi lain, dari sebuah penjajahan inilah

akan lahir orang-orang yang berani

menentang penjajah. Mereka inilah yang

senantiasa tampil di depan memimpin

perlawanan terhadap penjajah dengan gagah

berani dan pantang menyerah. Mereka ini-

lah yang disebut sebagai pahlawan bangsa,

di mana segala sikap dan perilakunya bisa

menjadi teladan bagi generasi-generasi beri-

kutnya. Perilaku keteladanan para pahla-

wan, tersebut antara lain sifat pantang

menyerah, berani membela kebenaran dan

keadilan, mengutamakan kepentingan

bersama, dan lain-lain.

Di samping itu, kita juga makin tahu dan

menyadari bahwa persatuan dan kesatuan

memiliki arti penting bagi keberlangsungan

kehidupan NKRI. Sejarah telah

membuktikan bawa berbagai perlawanan

yang bersifat kedaerahan selalu saja gagal

mengusir penjajah. Bangsa kita pun juga

mudah diadu domba dan dihasut. Dengan

demikian tepat kiranya pepatah “bersatu kita

teguh, bercerai kita runtuh”.

Persatuan dan kesatuan bangsa dapat

diwujudkan dengan membina kerukunan

hidup, baik kerukunan dalam keluarga,

sekolah, maupun masyarakat. Selain itu,

pola hidup gotong royong juga harus

senantiasa dilakukan dalam masyarakat.

Sudahkah kalian meneladani sifat-sifat para

pahlawan? Jika sudah, kembangkan dan

tingkatkanlah terus. Namun, jika belum

mulailah dari sekarang.

Petikan Ilmu

(Refleksi Diri)

™

Untuk mengatasi persaingan di antara

pedagang Belanda dan persaingan

pedagang Belanda dengan Portugis,

maka pedagang Belanda didukung oleh

pemerintahnya membentuk kongsi

dagang yang bernama VOC

(

Vereenidge Oost Indishe Compagnie

)

pada tanggal 20 Maret 1602.

™

Pada permulaannya, VOC berkembang

pesat dan berhasil menguasai wilayah

Indonesia, merebut daerah-daerah dari

kekuasaan raja-raja di berbagai daerah

di Indonesia dan merebut daerah-daerah

yang dikuasai bangsa Eropa lainnya.

Namun lama-kelamaan VOC juga

mengalami kehancuran.

™

Perlawanan rakyat Indonesia terhadap

Portugis antara lain dipimpin oleh Sul-

tan Iskandar Muda (1629) dari Aceh,

Sultan Hairun, dan Baabullah dari Ter-

nate.

™

Perlawanan rakyat Indonesia terhadap

Belanda antara lain perlawanan Sultan

Agung; perlawanan Sultan Ageng

Tirtayasa; perlawanan Sultan Hasanud-

din; perlawanan Aceh; perang Padri;

perlawanan Diponegoro; perlawanan

Bali.

™

Agama Kristen Katholik disebarkan di

Indonesia untuk pertama kali oleh para

pemuka agama Katholik bangsa Por-

tugis. Agama ini disiarkan secara damai

dengan penuh cinta kasih. Seorang

bangsa Portugis yang sangat berjasa

dalam penyebaran agama Katholik di

Indonesia adalah Fransiscus Xaverius.

™

Kehadiran Belanda di Indonesia me-

ngubah peta pengkristenan di wilayah

Indonesia. Di Maluku, sebagian besar

penduduk yang beragama Katholik

berganti memeluk Kristen Protestan.

Galeri Pengetahuan Sosial 2

98

Ayo Belajar

Aspek: Kognitif

Kerjakan soal-soal berikut di buku tugasmu.

A. Ayo, pilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan materi

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan

Imperialisme di Indonesia, untuk mengevaluasi daya

serap materimu.

5. Konvensi London (

Convenstion of

London

) berisi tentang ....

a. penyerahan pasukan Inggris kepada

Prancis

b. kedudukan VOC diambil alih oleh

pemerintah Belanda

c. Jansens menyerahkan kekuasaan

kepada Inggris

d. hak Belanda menerima jajahannya

kembali dari Inggris

6. Akibat sistem tanam paksa bagi rakyat

Indonesia adalah ....

a. rakyat bebas membayar pajak

b. terbukanya lapangan kerja bagi

penduduk pedesaan

c. rakyat Indonesia makin miskin dan

menderita kelaparan

d. berhasil dibangun jalan raya dari

Anyer sampai Panarukan

7. Penyebab utama gagalnya serangan

Sultan Agung yang pertama adalah ....

a. tidak memiliki siasat perang yang

unggul

b. kekurangan bahan makanan

c. kurangnya semangat tentara Mata-

ram

d. jumlah tentara yang sangat sedikit

8. Tugas utama Daendels di Indonesia

adalah ....

a. menguasai seluruh Nusantara

b. menjajah wilayah Indonesia

c. mempertahankan Jawa dari Inggris

d. membuat jalan sepanjang ± 1.000

km

1. Keinginan bangsa Eropa untuk

mencari sendiri pusat rempah-rempah

yang ada di Indonesia, mendorong

bangsa Eropa mengadakan ....

a. penyerangan terhadap kerajaan-

kerajan di Nusantara

b. penjelajahan samudra ke timur

c. menghancurkan pedagang Islam di

Selat Malaka

d. perjanjian dengan pedagang-pe-

dagang Islam

2. Faktor ekonomi yang menyebabkan

bangsa Eropa mencari daerah rem-

pah-rempah adalah....

a. bangsa Eropa kalah dalam meng-

hadapi persaingan dengan Amerika

b. harga rempah-rempah di Eropa

makin meningkat

c. Konstantinopel jatuh ke tangan

bangsa Turki Usmani

d. adanya kekhawatiran bahwa bang-

sa Asia tidak lagi menjual rempah-

rempah

3. Kesamaan tujuan bangsa-bangsa

Eropa datang ke Indonesia dalam ....

a. mengadakan penjelajahan samudra

b. menjalin kerja sama perdagangan

c. memerlukan rempah-rempah

d. mencari kejayaan

4. Bangsa Belanda pertama kali datang

ke Indonesia dipimpin oleh ....

a. Jacob Van Neck

b. Cornelis de Houtman

c. Herman Willam Daendels

d. Johanes Van Den Bosh

Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan Imperialisme Barat

99

9. Tujuan disusunnya Undang-Undang

Agraria oleh Belanda antara lain....

a. melarang orang asing menyewa

tanah di Indonesia

b. memperkuat hak milik bagi petani

di pedesaan

c. membatasi luas tanah yang dimiliki

oleh perkebunan

d. melindungi hak milik petani atas

tanahnya dari penguasaan modal

asing

10. Tokoh bangsa Portugis yang sangat

berjasa dalam penyebaran agama

Katholik di Indonesia adalah....

a. Baron van Hovel

b. Fransiscus Xaverius.

c. Sebastian Danchaezlx

d. J. Nommensent

B. Ayo, jawablah pertanyaan-per tanyaan berikut sesuai

materi Perkembangan dan Pengaruh Kolonialisme dan

Imperialisme di Indonesia.

1. Sebutkan faktor-faktor pendorong

perkembangan pelayaran dan per-

dagangan di Indonesia.

2. Mengapa Aceh memberikan izin

kepada Cornelis de Houtman dan

James Lancaster untuk berdagang di

wilayahnya?

3. Sebutkan 3 faktor penyebab bubarnya

VOC.

4. Tunjukkan 3 contoh tindakan Daendels

yang menyengsarakan rakyat Indone-

sia.

5. Jelaskan siasat yang dilakukan oleh

Belanda dalam menghadapi perang

Diponegoro.

Salinlah tabel berikut di buku tugasmu dan berilah tanda

pada

kolom yang tersedia atas setiap pernyataan berikut sesuai dengan

pilihanmu.

Kerjakan sesuai pemahaman konsepmu mengenai sikap-sikap

keteladanan para pahlawan.

Sikap Sosial

Aspek: Afektif

No.

1.

2.

Penyataan

Membeda-bedakan teman

dalam bergaul.

Bersaing atau berkompetisi

secara sehat dengan teman

sekolah untuk mencapai

prestasi tertinggi.

SS S N TS STS Alasan

Galeri Pengetahuan Sosial 2

100

1. Bentuk kelompok diskusi di kelas yang beranggotakan 5–8

siswa.

2. Lakukan diskusi kelompok mengenai permasalahan berikut.

a. Mengapa kedatangan Belanda di berbagai daerah men-

dapat tentangan dari masyarakat atau penguasa setempat?

b. Jelaskan tentang kegigihan Sultan Agung dalam usaha

mengusir VOC.

c. Mengapa Sultan Haji dari Banten dianggap sebagai anak

yang durhaka?

d. Bagaimanakah pendapat kelompokmu terhadap perang

puputan di Bali?

3. Presentasikan di depan kelas hasil diskusi kelompok.

4. Buat kesimpulan hasil diskusi.

5. Kumpulkan kepada guru mata pelajaran.

Selamat mengerjakan, semoga makin memahami

perkembangan dan pengaruh kolonialisme dan imperialisme

di Indonesia.

Uji Unjuk Kerja

Aspek: Psikomotorik

No.

3.

Penyataan

Mengumpulkan sumbangan

sukarela untuk menengok dan

membantu teman yang sakit.

SS S N TS STS Alasan

Selamat mengerjakan dan semoga berhasil meneladani

sikap dan perilaku para pahlawan dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.